Senin, 30 Oktober 2017

Sejarah singkat Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya

Sejarah Masjid Agung Sunan Ampel.

Masjid adalah bangunan yang sangat di keramatkan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia, karena dalam syariat Islam masjid memiliki dua fungsi utama yaitu: pertama, sebagai pusat ibadah sholat, dzikir dan berdoa, sebagai suatu upaya untuk mendekatkan dir kepada Allah secara langsung. Kedua, sebagai pusat pengembangan ibadah sosial. Inti dari dua fungsi tersebut adalah bahwa masjid merupakan pusat tempat pembinaan umat islam secara fisikl maupun mental.
Dalam sejarah Islam telah tercatat bahwa masjid adalah tempat pertama kali yang diusulkan oleh Rasulullah untuk membangun masyarakat islam. Pada zaman Rasulullah masjid berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat mensucikan jiwa, tempat membaca dan mengajarkan Al-Qur’an, tempat berkonsultasi dan bersilaturrahmi, tempat bermusyawarah, dan masih banyak lagi fungsi lain masjid pada zaman Rasulullah.

Masjid Sunan Ampel Surabaya

Masjid Ampel didirikan pada tahun 1421 oleh Raden Ahmad Rahmatullah alias Sunan Ampel dengan dibantu kedua sahabat karibnya, Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, dan para santrinya.3 Di atas sebidang tanah di Desa Ampel (sekarang Kelurahan Ampel) Kecamatan Semampir sekitar 2 kilometer ke arah Timur Jembatan Merah, Sunan Ampel selain mendirikan Masjid Ampel, juga mendirikan Pondok Pesantren Ampel. Cuma sayangnya, ihwal kapan selesainya pembangunan Masjid Ampel ini, tidak ada catatan tertulis yang menyebutkannya.
Masjid Sunan Ampel yang dibangun dengan gaya arsitektur Jawa kuno dan nuansa Arab Islami. Masjid ini masih dipengaruhi dengan alkuturisasi dari budaya lokal dan Hindu-Budha lewat arsitektur bangunannya. Di masjid inilah saat itu sebagai tempat berkumpulnya para ulama dan wali dari berbagai daerah di Jawa untuk membicarakan ajaran Islam sekaligus membahas metode penyebarannya di Pulau Jawa.

Masjid Ampel berbahan kayu jati yang didatangkan dari beberapa wilayah di Jawa Timur dan diyakini memiiki ‘karomah’. Seperti disebut dalam cerita masyarakat, saat pasukan asing menyerang Surabaya dengan senjata berat dari berbagai arah dan menghancurkan kota Surabaya namun tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun pada Masjid Ampel bahkan seolah tidak terusik.
Sunan Ampel adalah salah satu wali songo yang berjasa menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Nama aslinya adalah Raden Ahmad Rahmatullah merupakan seorang figur yang alim, bijak, berwibawa dan banyak mendapat simpati dari masyarakat. Sunan Ampel diperkirakan lahir tahun 1401 di Champa, Kamboja.

Sejarah mencatat, Sunan Ampel adalah keturunan dari Ibrahim Asmarakandi. Salah satu Raja Champa yang yang kemudian menetap di Tuban, Jawa Timur. Saat berusia 20 tahun, Raden Rachmat memutuskan untuk pindah ke Tanah Jawa, tepatnya di Surabaya yang ketika itu merupakan daerah kekuasaan Majapahit di bawah Raja Brawijaya yang dipercaya sudah beragama Islam ketika berusia lanjut itu. Di usianya 20 tahun, Sunan Ampel sudah dikenal pandai dalam ilmu agama, bahkan dipercaya Raja Brawijaya untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam di Surabaya.
Tugas khususnya adalah untuk mendidik moral para bangsawan dan kawula Majapahit. Untuk itu Raden Rachmat dipinjami oleh Raja Majapahit berupa tanah seluas 12 hektar di daerah Ampel Denta atau Surabaya untuk syiar agama Islam. Karena tempatnya itulah, Raden Rachmat kemudian akrab dipanggil Sunan Ampel. Sunan Ampel memimpin dakwah di Surabaya dan bersama masyarakat sekitar membangun masjid untuk media dakwahnya yang kini dikenal sebagai Masjid Ampel. Di tempat inilah Sunan Ampel menghabiskan masa hidupnya hingga wafat tahun 1481 dan makamnya terletak di sebelah kanan depan masjid Ampel.
Penerus pengelola keberadaan Masjid Ampel ini sampai sekarang masih belum jelas. Secara formal, Masjid Ampel ini ditangani nadzir yang baru dibentuk sekitar awal tahun 1970-an. Tidak ada catatan yang jelas siapa Nadlir dan Takmir pertama Masjid Agung Sunan Ampel akan tetapi yang jelas saat KH Nawawi Muhammad menjadi Nadlir sekaligus Takmir kemajuan Masjid Agung Sunan Ampel pesat sekali baik pembangunan infrastruktur hingga dakwah, terbukti dengan berdirinya Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel atau yang biasa disingkat dengan LPBA MASA dan pula perluasan Masjid menjadi Masjid Baru (Masjid dekat parkiran barat), KH. Nawawi Muhammad menjabat hingga beliau Wafat yaitu hingga tahun 1998. Nah, sepeninggal KH Nawawi Muhammad (1998) hingga sekarang ini nadzir Masjid Ampel belum resmi dibentuk. Yang ada sekarang adalah pelanjut nadzir yang dijabat oleh KH Ubaidilah. Adapun Ketua Takmir Masjid Ampel adalah, KH. Mohammad Azmi Nawawi yang disahkan oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur, ketua PBNU saat itu)

Tapi sekarang Seperti lazimnya masjid-masjid besar, Masjid Ampel selalu dijaga dan dirawat kebersihannya. Apalagi, keberadaan Masjid Ampel ini terbilang merupakan peninggalan sejarah. Bukti-bukti peninggalan bersejarah Masjid Ampel yang sekarang masih tampak terawat adalah, terdapat pada 16 tiang utama masjid yang terbuat dari kayu jati. Ke-16 tiang tersebut, masing-masing panjangnya 17 meter dengan diameter 60 centimeter. Pembangunan pertamakali masjid yang terletak di Desa Ampel (sekarang Kelurahan Ampel) ini seluas 120 x 180 meter persegi. Berikutnya, dilakukan beberapakali renovasi hingga adanya sekarang ini. Namun, meski renovasi terus dilakukan, keaslian bangunan masjid yang ditandai dengan ke-16 tiang utamanya itu tetap dipelihara dan dirawat, agar jangan sampai turut direnovasi. Sebab, untuk ukuran teknolgi dizaman awal abad 15 itu, bahwa pengangkatan ke-16 tiang utama masjid dengan panjang 17 meter dan berdiameter 60 centimeter tersebut, kini masih dalam tahap penelitian. Kini, sehari-hari Masjid Ampel hampir tak pernah sepi pengunjung dari dalam dan luar kota, bahkan luar propinsi dan luar pulau. Kegiatan yang ada, selain shalat jama’ah 5 waktu secara rutin dan pengajian, juga diramaikan dengan kegiatan belajar mendalami bahasa arab di Lembaga Bahasa Arab program non-gelar dan S1 Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab dan Dakwah Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya yang berlokasi di gedung samping timur masjid.

Wisata Religi
Saat ini Masjid Ampel merupakan salah satu daerah tujuan wisata religi di Surabaya. Masjid ini dikelilingi oleh bangunan berarsitektur Eropa, Tiongkok dan Arab. Disamping kiri halaman masjid Ampel, terdapat sebuah sumur yang diyakini merupakan sumur yang bertuah, biasanya digunakan oleh mereka yang meyakininnya untuk penguat janji atau sumpah.


Tepat di belakang Masjid Ampel terdapat kompleks makam Sunan Ampel yang meninggal pada 1481. Di kawasan ini ada yang menarik yaitu keberadaan Kampung Arab yang sebagian besar ditempati keturunan Arab Yaman dan Cina yang sudah menetap ratusan tahun untuk berdagang. Suasana kehidupan para pedagang ini nyaris seperti suasana di Makkah.
Saat memasuki bulan Ramadhan, Masjid Agung Sunan Ampel menjadi salah satu kawasan yang paling dicari. Selama Ramadhan, jumlah pengunjung meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa yang rata-rata mencapai 5.000 orang lebih. Pengunjung akan semakin banyak pada saat ’maleman’ (malam tanggal 21, 23, 25, 27, 29 Ramadhan) dengan jumlah di atas 20 ribu orang, bahkan dapat mencapai 50 ribu orang lebih.

Selain niat ingin menjalankan salat dan dzikir di tempat yang tenang, banyak yang datang untuk ziarah ke makam Sunan Ampel. Bahkan wisman yang datang juga ada yang berasal dari China, Prancis, Belanda, Italia, Malaysia, Saudi Arabia, Jepang, Brunei Darussalam, Filipina, Jerman, Yunani, Selandia Baru, Korea, dan Jepang. Umumnya mereka melihat bentuk bangunan masjid Ampel yang dibangun sejak 1421, kemudian mereka juga berziarah ke makam Sunan Ampel.

Arsitektur Masjid


Snouck Hurgronje mengatakan bahwa masjid di Indonesia, kalau di bandingkan dengan masjid di Negara Islam lainya sanngat berbeda. Di Indonesia masjid merupakan pusat pengaruh agama islam yang lebih besar terhadap kehidupan penduduk secara keseluruhan. Agama Islam di Indonesia mempunyai corak masjid tersendiri. Kemungkinan pulau jawalah yang merupakan daerah tempat corak ini tumbuh pertama kali.6 Ciri-ciri masjid tersebut adalah mempunyai bentuk denah dasar persegi, tidak berdiri di atas tiang seperti langgar di jawa, rumah tinggal di Indonesia yang kuno, tajung di daerah sundadan bale di Banten, tetapi berdiri di atas pondasi padat yang agak tinggi, mempunyai atap runcing, yang terdiri dari 2 sampai 5 tingkat  yang semakin mengecil ke atas, di sisi barat atau barat laut ada bangunan menonjol untuk mihrob, di bagian depan dan kedua sisinya biasanya terdapat seramb terbuka atau tertutup, halaman sekiitar masjid di kelilingi tembok dan pintu gerbang.
Dari ciri-ciri tersebut masjid di Indonesia masih menggunakan bangunan Jawa Hindu-Buda yan sudah mandapat pengaruh islam dengan bebrapa perubahan, seperti Masjid Sunan Ampel secara apik mengadaptasikan nilai-nilai Islam ke dalam arsitektur Jawa. Gapuro (pintu gerbang), misalnya, yang konon berasal dari kata Arab ghafura yang berarti ampunan, dibangun di area masjid untuk mengingatkan setiap Muslim agar memohon ampunan sebelum memasuki kawasan suci dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Jumat, 27 Oktober 2017

Murid Bisa Berbeda Dengan Guru.

Murid Bisa Berbeda Dengan Guru

Jauh sebelum memilih jalan hidupnya masing-masing, tiga tokoh pergerakan Soekarno (Nasionalis), Semaoen (PKI), dan Kartosoewirjo (DI/TII) pernah tinggal bersama.Mereka menjadi murid dari pemimpin Sarekat Islam Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto.
Di sebuah jalan kecil bernama Gang Paneleh VII, di tepi Sungai Kalimas, Surabaya, rumah Tjokroaminoto berada. Rumah itu bernomor 29-31.
Setelah menjadi pemimpin SI yang anggotanya 2,5 juta orang, Tjokroaminoto yang saat itu berusia 33 tahun tidak memiliki penghasilan lain, kecuali dari rumah kos yang dihuni 10 orang itu. Setiap orang membayar Rp 11. Istri Tjokro, Soeharsikin, yang mengurus keuangan mereka.
Banyak alumni rumah kos tersebut yang menjadi tokoh pergerakan sebelum kemerdekaan.

Seminar Al-Qur'an di Masjid Agung Sunan Ampel

Pondok Pesantren Darut Ta'lim an-Nawawi bekerjasama dengan Masjid Agung Sunan Ampel mengadakan Seminar dengan tema "Urgensi Rasm Utsmani Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an dengan Narasumber KH. Ulil Albab Arwani (Guru Besar Al-Qur'an Pesantren Yanbu'ul Qur'an Kudus) acara ini akan dihadiri Min 1.000 Guru Al-Qur'an sebagai Surabaya dan dibuka pula untuk Umum.
Acara Seminar ini Insyaallah akan diselenggarakan pada Ahad 05 November 2017 di Masjid Agung Sunan Ampel (Masjid Baru) Pukul 07.00 s/d Selesai.
Segera daftarkan diri anda untuk bergabung bersama para Guru Al-Qur'an dan Ulama' Qur'an sebelum terlambat.

Kamis, 26 Oktober 2017

Mbah Dalhar Watucongol & Mbah Siroj Payaman, Wibawanya Dihormati Para Romo Katolik

MBAH DALHAR WATUCONGOL DAN MBAH SIROJ PAYAMAN, WIBAWANYA DIHORMATI PARA ROMO KATOLIK

Setelah lama menimba ilmu di Mekkah Mbah Dalhar menjadi magnet sowanan banyak orang, utamanya masyarakat sekitar Magelang. Ada diantaranya yang memohon kepada Mbah Dalhar agar berkenan menularkan ilmunya. Langsung dijawab oleh Mbah Dalhar bahwa sumber ilmu itu ada di Payaman, yakni Mbah Siroj Payaman.

Orang itu pun manut dengan ngendika Mbah Dalhar, sowan ke Payaman. Begitu disowani dan dimohon permohonan serupa Mbah Siroj juga menjawab bahwa sumber ilmu ada di Watucongol. "Bahkan ilmunya baru dientas dari Mekkah," ucap Mbah Siroj ta'dzim.

Padahal tiada yang mengingkari ke-alim-allamah-an Mbah Dalhar. Begitupun Mbah Siroj, orang-orang mengakui bahwa beliau adalah ulama yang alim allamah. Tapi memang seperti itulah gambaran tawadhu'nya para kiai jaman dulu.

Kisah-kisah Mbah Dalhar sudah banyak yang menuliskannya. Kali ini ada kisah unik tentang Mbah Siroj yang jarang diketahui. Pernah suatu waktu seorang romo Katolik bertanya kepada Gus Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang, "Gus, Payaman itu di Magelang mana?" Lalu dijawab oleh Gus Yusuf rute Payaman.

Dan romo Katolik itu bercerita dengan nada heran, "Aku masih penasaran Gus. Di lingkup para romo cerita ini melegenda. Dulu para romo Katolik Gereja Mertoyudan mewanti-wanti ada macan di Payaman. Saat mereka akan ke Mertoyudan naik kereta api, pasti turun dulu sebelum Payaman, lalu jalan kaki hingga melewati Payaman, baru naik kereta api kembali. Bukan saja tidak berani naik kereta, bahkan para romo itu menundukkan kepala tidak berani mengangkatnya. Kata para romo, "Macane Payaman iku Mbah Siroj."

(Disarikan dari sambutan Gus Yusuf Chudlori saat acara Halal Bihalal P4SK di Babakan Tegal, malam Ahad kemarin).

Rabu, 25 Oktober 2017

Macam-macam Jomblo


[ Macam-macam JOMBLO ]

1. JOMBLO FI SABILILLAH (Mereka yang tak punya pacar, atau belum menikah, dikarenakan sibuk berjuang di jalan Allah dengan cara mencari Ilmu atau mengkhotbahi orang)

2. JOMBLO WALLAHU A'LAM (Mereka yang tak punya pacar, atau belum menikah, dan selalu bilang kalau jodoh di tangan Tuhan, demi menghibur hatinya)

3. JOMBLO SHAUMAGODIN (Mereka yang tak punya pacar, atau belum menikah, lalu melakukan puasa dan membaca doa-doa tertentu supaya menarik hati lawan jenis)

4. JOMBLO SHIROTOL MUSTAQIM (Mereka yang tak punya pacar, atau belum menikah, tapi tak putus asa untuk terus bergaya dan berjalan ke masa depan, supaya lawan jenis ada yang mau memperhatikannya)

5. JOMBLO MUKHLISIN (Mereka yang tak punya pacar, atau belum menikah, tapi tetap ikhlas dan sabar meski setiap hari diteriaki teman-temannya sebagai Jomblo)

6. JOMBLO NAWAETU (Mereka yang setiap tahun berencana menikah, padahal pacar dan calon pasangan belum ada)

7. JOMBLO MUGHOLADOH (Mereka yang tak punya pacar, atau belum menikah, kemudian menghabiskan waktunya di depan computer, membuka situs porno, menonton youtube dan on the spot, demi mengisi kesepian hati)

8. JOMBLO TAHLIL (Mereka yang tak punya pasangan, kemudian menghabiskan malam mingguan di acara Tahlilan tetangganya yang baru meninggal)

9. JOMBLO SUMMUM BUKMUN (Dia adalah jomblo, yang selalu diajak nongkrong di warung atau di cafe oleh sepasang kekasih, tapi tugasnya hanya mendengarkan perbincangan mesra mereka.)

10. JOMBLO LAILATUL QADAR (Dia adalah Jomblo yang selalu begadang, tak tidur malam, dan berharap pada Tuhan agar dianugrahi pasangan yang seribu kali lipat lebih baik dari orang yang pernah mematahkan hatinya)

11. JOMBLO JUZ AMMA (Jomblo yang jika diberi kesempatan punya pasangan, umur pacarannya pasti selalu pendek)

12. JOMBLO QOLQOLAH (Jomblo yang terus gigih berjuang memiliki pasangan, tapi hasilnya selalu saja mantul)

13. JOMBLO MUJAHID (Jomblo yang selalu iri melihat orang lain pacaran, lalu ia masuk ke organisasi radikal, agar bisa melakukan sweeping terhadap kemaksiatan)

14. JOMBLO WALADDHOLIN (Jomblo yang putus asa karena tak juga bisa mendapatkan pasangan, lalu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri)

15. JOMBLO MUTAFAQUN ALAIH (Jomblo yang begitu istiqomah mempertahankan kejombloannya, sebab menghargai sahabatnya yang juga jomblo)

16. JOMBLO TA'LIM MUTA'ALIM (Jomblo yang menghabiskan hidupnya untuk takdzim dan berkhidmat pada sang guru, sambil diam-diam berharap bisa dijodohkan dengan anaknya)

17. JOMBLO TAWASULAN (Jomblo yang jika jatuh cinta pada lawan jenis, selalu membutuhkan macomblang atau perantara. Tapi tak pernah berhasil)

Selasa, 24 Oktober 2017

Sheikhona Kholil Bangkalan dan tamunya.

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Ulama' Kharismatik dan guru dari Ulama' Nusantara, KH. Kholil bin Abdul Latif Bangkalan atau yang biasa dikenal dengan Mbah Kholil Bangkalan. Lewat restu dan petunjuk dari beliau pula, Hadrotus Sheikh Hasjim As'jari yakin dan mantap bersama-sama Ulama' Nusantara lainnya untuk mendirikan organisasi terbesar di Indonesia saat ini yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Banyak sekali cerita, hikayat maupun buku yang mengupas tentang beliau akan tetapi sedikit sekali yang menyentuh sisi humoris dari Syiekhona (Julukan untuk Mbah Kholil Bangkalan).
Salah satu cerita yang saya dapatkan dari Gus Ahmad Hifni. yang beliau dapatkan dari Abah nya yaitu KH. Nawawi Muhammad bin Abdul Wahhab Ampel, bahwasanya dulu Sheikhona Kholil pernah kedatangan seorang tamu. Layaknya tamu pada biasanya Sheikhona bertanya nama, dari mana, dll. Dan tamu itupun menjawab bahwasanya namanya adalah Sarkowi. Lewat tingginya pendalaman spiritual Sheikhona beliau tau akan ihwal ataupun perilaku sang tamu tersebut kurang baik. Banyak sekali keburukan dari dirinya.
Beberapa saat kemudian sang tamu berpamitan dan seperti biasa kebanyakan masyarakat di Indonesia setiap sowan (berkunjung ke Ulama') pasti diamplopi (disalami dengan amplop yang didalamnya terdapat uang), Syiekhona bertanya lagi namanya siapa namanya dijawab Sarkowi dan keluarlah perkata dari Sheikhona شر قوي ( keburukan yang kuat ) ternyata amplop Sarkowi tersebut tebal dan itu menandakan betapa banyak uang yang ada diamplop tersebut, lalu Sheikhona berkata بل خير كثير (tetapi banyak kebaikan).

Diceritakan pada Kamis 19 Oktober 2017 di Kantin LPBA MASA.

Kiat menggapai al-Qur'an menurut Gus Dur

Kiat menggapai Alquran mungguh Gus Dur
Alquran adalah pedoman hidup , tuntunan dan Mukjizat dari Allah Tuhan Penyeru sekalian alam , membaca nya ibadah , mempelajari nya ibadah , kesulitan dalam belajar nya juga ibadah , Gus Dur mengajak Kita agar senantiasa bersungguh dalam menggapai Alquran , seperti pernah Beliau dawuhkan :

Kalau ngaji Qur'an itu yang sungguh-sungguh, Sebab Qur'an itu kalau tidak syafaat ya laknat, Pilihannya cuma dua itu.
Qur'an itu hurufnya ada empat ( ق ر ا ن)

Yang pertama Qaf (ق)
sifatnya qalqalah artinya guncang.
Setiap orang yg menempuh jalan untuk menjadi ahlul Quran akan di uji Gusti Allah dengan cobaan-cobaan yang menggonjang ganjingkan hidupnya.

Kedua Ra (ر)
sifatnya takrir artinya mengulang-ulang.
Meskipun cobaan yang mendera jalanmu kelak akan mengguncang hidupmu, sekali-kali jangan kau pernah berhenti nduk ,karena Quran itu harus selalu dibaca berulang-ulang meskipun sudah khatam. DERES! Kalau tidak, SERED!

Ketiga Hamzah (ء)
sifatnya syiddah berarti kuat.
Maksudnya, kamu harus benar-benar kuat menjaga Quranmu dengan membaca dan membacanya lagi dan lagi meskipun hidupmu digonjang ganjingkan masalah yang tak sudah sudah, Sapa ngrumat keramut, sapa ngremeh keremet.

Dan yang terakhir Nun (ن)
sifatnya idzlaq artinya ringan.
InsyaAllah kalau kamu kuat dan Sabar atas segala cobaan yang mengguncang jiwa raga, sembari mengistiqomahkan ngajimu denagn terus menerus nderes Quranmu, hidup matimu akan ringan,  seringan mulutmu saat mengucapkan nun.

Mauidzoh Hasanah KH. ABDURRAHMAN WAHID dalam rangka Haul Simbah KH. MUHAMMAD BIN SHOFWAN ke 6
20 Dzulhijjah 1417 H / 28 April 1997

Coretan Tentang Tulisan بكيكج بكيكج بكيكج yang sering kita jumpai di Kitab-kitab Santri di Pondok Pesantren

Edisi Hari Santri Nasional
Coretan Tentang Tulisan بكيكج بكيكج بكيكج Yang Sering Kita Jumpai di Kitab-kitab Santri di Pondok Pesantren

Tulisan (بكيكج) adalah sebuah kata yang memiliki daya mistis untuk menghilangkan rayap, khususnya di dalam sebuah kitab yang sering menjadi sasaran dan perhatian penuh oleh para santri. Begitu khawatirnya seorang santri terhadap kitab-kitabnya, maka wajarlah kata tersebut dijadikan tulisan yang mujarab untuk menghilangkan serangan rayap oleh para santri.

Mengenahi kata tersebut, sering kita jumpai di halaman depan sebuah kitab, yang memang diakui kebenarannya jika sebuah kitab sudah dituliskan lafadz tersebut tidak akan dimakan oleh rayap. Keyakinan para santri ini, berangkat dari sebuah sejarah dari generasi ke genarasi yang begitu diyakini dan tidak diragukan kebenaranya oleh para santri.

Persepsi kaum santri akan keunikan yang ada dalam tulisan بكيكج ini memang tidak diragukan lagi kegunaan dan manfaatnya. Hanya saja, dalam penulisan kata tersebut jika dilihat dari sudut pandang bahasa Suryani. DITULIS seperti ini: { كبيكج }.

Kata كبيكج ini memiliki arti yang sangat erat hubunganya dengan apa yang dijadikan mitos mistis di kalangan santri ( KATA كبيكج INI MEMILIKI ARTI “TUMBUHAN YANG TIDAK DISUKAI OLEH SERANGGA” ). Maka tidak salah bagi kaum santri yang mempercayai hal tersebut sebagai tulisan yang memiliki daya kekuatan untuk mengusir rayap dari kitab-kitab mereka, atau dalam istilah para santri  “JIMAT ANTI RAYAP”.

Dalam penjelasan lain dijelaskan bahwa kata tersebut { كبيكج } adalah istilah untuk PROSES PENGAWETAN ATAU PENJAGAAN KERTAS-KERTAS DARI SERANGGA ATAU SEJENISNYA DENGAN CARA MENGOLESINYA DENGAN TUMBUH-TUMBUHAN YANG MENGANDUNG AROMA / RACUN BAGI SERANGGA. DAN TUMBUH-TUMBUHAN INI MEREKA NAMAKAN DENGAN ISTILAH " KABIKAJ ", SETELAH ITU KERTAS-KERTAS YANG SUDAH DIPROSES TADI DIBERI TANDA DENGAN TULISAN "KABIKAJ". { Taqyiidatun Najdain Ala Makhthuthooth).



NB:
Bahasa Suryani adalah bahasa yang digunakan oleh bangsa Aram dan digunakan hingga pada masa Masehi. Sedangkan bangsa Aram sendiri adalah tetesan langsung dari keturunan Nabi Nuh as yaitu, Aram Bin Sa’am Bin Nuh as. Dan bangsa ini juga menempati suatu Negeri yang dinamakan dengan negri Aram. Negeri ini kini diketahui meliputi daerah Syam dan Irak. [Syekh Ahmad Muhammad Ali al-jamal, “al-Qur’an Wa Lughat al-Suryaniyah”,  Majalah Universitas al-Azhar, 2007, hlm, 15]

Bahasa ini, digunakan luas di negri Aram dan kemudian menyebar ke negeri-negeri kecil sekitar Asia dan Armenia, kemudian bahasa ini sampai ke Negeri China dan India. Bahkan bangsa Yahudi pun pernah mengutamakan bahasa ini dari pada bahasa Ibrani. Dengan bahasa ini, mereka (Yahudi) mengarang sebagian kitab-kitab mereka. Bahkan, konon al-Masih sendiri berbicara dengan bahasa ini kepada murid-muridnya. [Samir Abduh, “ al-Suryan qodiman Wa Haditsan”, hlm, 25]

Catatan:
INI HANYA SEKEDAR PENGETAHUAN SAJA, NAMUN BILA ADA REFERENSI LAIN YANG LEBIH VALID, MONGGO BERBAGI DAN MEMBETULKAN DI KOLOM KOMENTAR.. TERIMA KASIH BANYAK..

🌍 Tambahan Pengetahuan yang sama atau REFERENSI lain, bisa dibuka di link berikut:

http://www.santrionline.net/2016/10/rajah-anti-rayap.html?m=1

🌎 Tambahan Pengetahuan Versi Lain pun bisa dibuka di link-link berikut:

http://www.alriyadh.com/303124

http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=117373

http://www.alukah.net/library/0/2117/

KH. Alwi Abdul Aziz (Sang Pemberi Nama NU) dan Keluarga Gipo di Ampel.

Masih Adakah yg mengenal Sosok Beliau. Dan Berziarah ke Makam nya di Rangkah Surabaya. Beliau juga masih sepupuan dengan KH. Hasan Gipo Tanfidz 3 Priode dan donatur Nadlotul Oelama' sama halnya dengan KH. Mas Mansyur tokoh Muhammadiyah ketiganya adalah Pendiri Nadlotul Wathon.
Kemudian KH Mas Mansyur  diajak untuk bergabung dengan KH. Acmad Dahlan untuk membesarkan Organisasi Muhammadiyah.
Ketiga-nya pula berasal dari Bani Gipo Ampel, dan masih banyak lagi Kiprah Ulama' lainnya dari Bani Gipo yang sejarahnya belum tercatat atau belum ada  yang meneliti.
KH. Fattah Yasin & KH. Achmad Syaichu sebelum beliau-beliau wafat sempat mencari silsilahnya yang bersambung dari Bani Gipo bersama besannya KH. Syaifuddin Zuhri yang juga besan dari KH. Wachid Hasyim.
Silaturrohim atau hubungan kekerabatan dikalangan para petinggi NU dan Pesantren itu satu sama lainnya kebanyakan terjalin melalui pernikahan antara sesama putra putrinya.

Resolusi Jihad, sejarah yang hampir kita lupakan.

SEJARAH YANG HAMPIR KITA LUPAKAN.

RESOLUSI JIHAD
sejarah yang di terlupakan atau SENGAJA di lupakan??

indonesia merdeka tanggal 17 agustus 1945, namun belum genap 1 bulan usia kemerdekaan, Indonesia langsung mendapat ujian yg berat. Tentara sekutu yang membonceng tentara Belanda mendarat di jakarta dan kota-kota besar lainya di indonesia.

Bung Karno dan Bung Hatta berupaya melakukan upaya DIPLOMATIK untuk mendorong tentara sekutu bekerja profesional hanya mengurus tahanan saja dan tidak mengutak ngatik Status kemerdekaan Indonesia, namun upaya itu tidak membuahkan hasil.
Bung Karno galau saat itu, beliau menganalisa bila sampai terjadi peperangan secara Sistematis, Indonesia pasti tidak akan bisa mengalahkan tentara sekutu, karena persenjataan mereka jauh lebih lengkap dan keahlian militernya lebih memadai.

Atas saran dari Panglima Besar Jenderal SUDIRMAN, Bung Karno di minta untuk mengirim utusan Khusus kepada Roisul akbar Nadhatul 'Ulama
(Ketua Umum NU) yaitu Hadrotus Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari di Pondok Pesantren Tebu ireng Jombang.

 TUJUANYA untuk meminta FATWA kepada Kyai Hasyim tentang bagaimana Hukumnya BERJIHAD membela negara yang notabene bukan negara islam seperti Indonesia.

Kyai Hasyim lantas memanggil
K.H. Wahab Hasbullah dari Tambak Beras Jombang. Kyai Wahab di minta untuk mengumpulkan para Ketua NU se Jawa-Madura untuk membahas persoalan ini, bukan hanya itu saja, mbah Kyai Hasyim juga meminta kepada para Kyai-Kyai Khos (utama) NU, untuk melakukan Sholat istiqoroh, salah satunya adalah mbah Kyai Abbas dari Pon-Pes Buntet Cirebon Jawa Barat.

22 oktober 1945 seluruh Delegasi NU Sejawa & Madura telah berkumpul di Kantor Pusat Ansor di Jl. Pungutan surabaya.
Kyai Hasyim langsung memimpin pertemuan tersebut dan kemudian di lanjutkan oleh Kyai Wahab. Setelah berdiskusi yang cukup panjang dan mendengarkan hasil istikhoroh para kiyai utama NU, pada esok siangnya tanggal 22 oktober 1945 pertemuan menghasilkan 3 rumusan penting yang kemudian di kenal dengan istilah RESOLUSI JIHAD NU

isinya :
Pertama
SETIAP MUSLIM , TUA, MUDA DAN MISKIN SEKALIPUN WAJIB MEMERANGI ORANG KAFIR YANG MERINTANGI KEMERDEKAAN INDONESIA.
Ke-dua
PEJUANG YANG MATI DALAM PERANG KEMERDEKAAN LAYAK DIANGGAP SYUHADA' (mati syahid).
Ke-tiga
WARGA YANG MEMIHAK KEPADA BELANDA DIANGAP MEMECAH BELAH KESATUAN DAN PERSATUAN OLEH KARENA ITU HARUS DI HUKUM MATI.

Dokumen Resolusi JIHAD di tulis dalam huruf ARAB-JAWA atau di sebut huruf PEGON, yang di tandatangi oleh K.H Hasyim Asy'ari, lalu di sebarluaskan keseluruh jaringan pesantren, tak terkecuali kepada para Komandan LASKAR HIZBULLAH & SABILILLAH di seluruh penjuru Jawa dan Madura.
Dokument Resolusi Jihad juga di muat dalam sejumlah media masa pergerakan pada masa itu, hanya berselang 3 hari pasca RESOLUSI JIHAD di cetuskan, 6.000 tentara sekutu mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan persenjataan lengkap.
Mendengar kedatangan pasukan PENJAJAH, RIBUAN SANTRI, MUJAHIDIN & PARA KIYAI Sejawa Timur bergerak menuju SURABAYA dan situasi pun terus memanas dan cenderung tidak terkendali.
RESOLUSI JIHAD NU telah memompa semangat PERALAWANAN RAKYAT dan MEMICU TERJADINYA PERTEMPURAN HEBAT selama 3 hari 3 malam di Surabaya, tanggal 27 sampai tanggal 29 oktober 1945. Tentara Inggris KEWALAHAN menghadapi perlawanan RAKYAT JAWA TIMUR.

Inggris lantas mendatangkan SOEKARNO ke Surabaya untuk di ajak berunding melakukan gencatan senjata. Pagi hari tanggal 30 oktober gencatan senjata di tandatangani pemerintah INDONESIA dan INGGRIS, namun pada sore harinya terjadi insiden di jembatan merah  yang menewaskan orang no.1 tentara inggris di surabaya yaitu JENDRAL MALLABI, gencatan senjatapun langsung berakhir.

Pengganti Jenderal Mallabi yaitu Jendral ROBERT MANSION mengultimatum laskar pejuang dan tentara Indonesia agar menyerahkan senjata kepada inggris paling lambat 10 november 1945, jika TIDAK inggris mengancam akan membumi hanguskan SURABAYA dan MEMBOMBARDIR Surabaya dari 3 arah sekaligus LAUT, DARAT dan UDARA.

Mendengar ancaman itu, para komandan LASKAR HIZBULLOH, SABILILLAH, MUJAHIDIN, TKR dan PARA SANTRI marah besar.
seorang pemuda bernama Soetomo atau yang lebih akrab di panggil BUNG TOMO, sowan kepada Kiyai Hasyim, meminta izin untuk menyebarluaskan RESOLUSI JIHAD MELALUI RADIO. Pada Pidato Bung Tomo.

K.H. ahmad Muchid Muzadi (Pemuda Anshor 1945 dari Jember Jawa Timur) Mengatakan : " Hai.. Tentara inggris, ayo kita berperang, kita ini tidak takut, kalau mati kita syahid, kalau hidup kita akan menjadi bangsa yang merdeka ".

Ustadz Muhammad Yahya Waloni (Pendeta yang Muallaf) dari Manado Sulawesi. Mengatakan :
" Indonesia itu merdeka bukan dengan teriakan _Haleluya_  akan tetapi dengan Teriakan dan Pekikan Takbir.. Allohu Akbar.. Allohu Akbar.. Allohu Akbar.. "

Pasukan terdepan yang bertempur di Surabaya adalah :

(1). Laskar Hizbullah yang di pimpin oleh K.H. Zainal Arifin, dari Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Wafat di Jakarta.

(2). Laskar Sabilillah yang di pimpin oleh K.H. Masykur, dari Pon-Pes Mishbahul Wathon (Pelita Tanah Air) Singosari Malang Jawa Timur.

(3). Barisan Mujahidin Indonesia yang di pimpin oleh
K.H. Wahab Hasbullah Pon-Pes Tambak beras Jombang Jawa Timur.

(4). PETA Sebagian besar Batalionnya di pimpin oleh Para Kyai NU.

(5). Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

!!!!!!
Resolusi Jihad NU (Sejarah yang terlupakan) Cukup di sayangkan, karena Resolusi Jihad NU 22 Oktober 1945 Tidak tercatat dalam Sejarah Resmi Indonesia. Ada upaya untuk menghilangkan jejak peran para Santri dan Kyai dalam memperjuangkan kemerdekaan. Hal itu di duga terkait dengan kebijakan Rasionalisasi, Nasionalisasi dan Modernisasi TKR, yang mengakibatkan para Milisi terdepak dari TKR. Walau sedikit kecewa pada pemerintah saat itu, tapi para pejuang NU tetap sadar bahwa mereka berjuang bukan untuk pemerintah, tapi membela negara dan tanah air, mereka tetap setia dengan Resolusi Jihad dan tetap selalu menjaga serta membela NKRI.

Mereka tidak pernah berfikir untuk melawan pada pemerintah yang sah, apalagi memberontak dan KUDETA. Bahkan mereka berperang lagi menghadapi Agresi Militer Belanda tahun 1947-1948.

Semoga yang gugur membela NKRI menjadi Syuhada' ...Aamiin

Senin, 23 Oktober 2017

Korelasi antara Jenggot dan Kebodohan

Maulana Syekh Dr. dr. Yusri Rusydi Jabr Al-Hasani Al-Azhari hafidhahullah (Ulama Ahli Hadis Al-Azhar Asy-Syarif) pernah berkata :

"Semakin panjang jenggot seseorang maka semakin terlihat kebodohannya. Perkataan ini saya dengar dari para Guru saya dan Ulama terdahulu."

Dalam kitab Akhbar Al-hamqa wal Mughaffilin Libnil Jauzy disebutkan:

ﻗﺎﻝ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺑﻦ ﻣﺮﻭﺍﻥ : ﻣﻦ ﻃﺎﻟﺖ ﻟﺤﻴﺘﻪ ﻓﻬﻮ ﻛﻮﺳﺞٌ ﻓﻲ ﻋﻘﻠﻪ . ﻭﻗﺎﻝ ﻏﻴﺮﻩ : ﻣﻦ ﻗﺼﺮﺕ ﻗﺎﻣﺘﻪ، ﻭﺻﻐﺮﺕ ﻫﺎﻣﺘﻪ، ﻭﻃﺎﻟﺖ ﻟﺤﻴﺘﻪ، ﻓﺤﻘﻴﻘﺎً ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺃﻥ ﻳﻌﺰﻭﻩ ﻓﻲ ﻋﻘﻠﻪ . ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻔﺮﺍﺳﺔ : ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻃﻮﻳﻞ ﺍﻟﻘﺎﻣﺔ ﻭﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻓﺎﺣﻜﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺎﻟﺤﻤﻖ،
...... ﺍﻟﻰ ﺍﻥ ﻗﺎﻝ ......
ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺤﻜﻤﺎﺀ : ﻣﻮﺿﻊ ﺍﻟﻌﻘﻞ ﺍﻟﺪﻣﺎﻍ، ﻭﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﺍﻷﻧﻒ، ﻭﻣﻮﺿﻊ ﺍﻟﺮﻋﻮﻧﺔ ﻃﻮﻳﻞ ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ . ﻭﻋﻦ ﺳﻌﺪ ﺑﻦ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ : ﻗﻠﺖ ﻻﺑﻦ ﺇﺩﺭﻳﺲ : ﺃﺭﺃﻳﺖ ﺳﻼﻡ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺣﻔﺼﺔ؟ ﻗﺎﻝ : ﻧﻌﻢ، ﺭﺃﻳﺘﻪ ﻃﻮﻳﻞ ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺣﻤﻖ .
...... ﺍﻟﻰ ﺍﻥ ﻗﺎﻝ ......
. ﻗﺎﻝ ﺯﻳﺎﺩ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻴﻪ : ﻣﺎ ﺯﺍﺩﺕ ﻟﺤﻴﺔ ﺭﺟﻞ ﻋﻠﻰ ﻗﺒﻀﺘﻪ، ﺇﻻ ﻛﺎﻥ ﻣﺎ ﺯﺍﺩ ﻓﻴﻬﺎ ﻧﻘﺼﺎً ﻣﻦ ﻋﻘﻠﻪ .

Abdul Malik bin marwan berkata: Barang Siapa panjang jenggotnya maka ia sedikit akalnya, Ulama lain berkata: Barang siapa yang pendek perawakannya, kecil kepalanya dan panjang jenggotnya Maka jelas bagi muslimin untuk menisbatkan pada akalnya. Ashabul firosah berkata: ketika seseorang tinggi perawakan dan panjang jenggotnya maka bisa dipastikan ia orang yang bodoh.
Sebagian Ahli Hikmah mengatakan: Tempatnya akal itu pada otak, jalan jiwa itu melalui hidung dan tempat kebodohan itu pada panjangnya jenggot. Dan dari sa'd bin Manshur mengatakan: aku berkata kepada ibn idris: Apakah kamu tahu sulam bin abi hafshah? dia menjawab: iya, aku melihat panjang jenggotnya dan dia bodoh.
Ziad berkata: Tidaklah tambah lelaki yang jenggotnya melebihi genggammannya, kecuali hanya tambah kurang akalnya(kecerdasannya..)

Dan Ulama Al-Azhar tidak memanjangkan jenggotnya melebihi genggaman tangan biar tidak sama dengan wahabi atau salafi dan biar tidak menunjukkan kebodohan.

Jadi yang di katakan Ketua Umum PBNU "Prof. DR. KH. Said Aqil Siraj" tentang panjangnya jenggot, itu sudah di katakan oleh para Ulama-ulama terdahulu.

Jadi jangan salah paham memahami perkataan seorang Ulama.

++++++++++++

Ini sebenarnya, dalam turats, disebut Ilmu Firasah. Banyak ulama sudah menuliskannya, diantaranya Imam Razi dalam Kitabul Firasah. Kalau bahasa ilmiah sekarang sih, disebut Fisiologi.

Fisiologi pernah berkembang pesat di Barat. Tapi kemudian tak berkembang.

Tapi Fisiologi itu hanya semacam "ilmu titen" kalau dalam bahasa Jawa. Tidak memberikan keyakinan tuntas, tapi biasanya terjadi.

Misalnya, kalau telinganya lebar, maka dia pemberani, kalau rambutnya keriting syahwatnya tinggi, kalau mulutnya tipis cerewet, kalau garis telapak tangannya gak sambung bersambung berarti boros orangnya.

Jadi, ini hanya Fisiologi. Meski tidak selalu terjadi.

Minggu, 22 Oktober 2017

Ya Lal Wathan يا للوطن Ciptaan : KH. A. Wahab Hasbullah

Ya Lal Wathan
يا للوطن
Ciptaan : KH. A. Wahab Hasbullah
يا للوطن يا للوطن يا للوطن
حب الوطن من الإيمان
ولا تكن من الحرمان
إنهضوا أهل الوطن
يا للوطن يا للوطن يا للوطن
حب الوطن من الإيمان
ولا تكن من الحرمان
إنهضوا أهل الوطن
إندونيسيا بلادي
أنت عنوان الفخاما
كل من يأتيك يوما
طمحا يلقى حماما
Pusaka Hati Wahai Tanah Airku
Cintaku dalam Imanku
Jangan Halangkan Nasibmu
Bangkitlah Hai Bangsaku
Pusaka Hati Wahai Tanah Airku
Cintaku dalam Imanku
Jangan Halangkan Nasibmu
Bangkitlah Hai Bangsaku
Indonesia Negriku
Engkau Panji Martabatku
Siapa Datang Mengancammu
Kan Binasa di bawah durimu

Islam Indonesia, Islam Nusantara

Perpaduan Antara Arab, Tionghoa dan Jawa.
Itulah Indonesia dan Itulah Nusantara.

Seperti yg kita ketahui bawa Sunan Ampel (Raden Rohmatullah) ibunya adalah dari Champa (Tionghoa), akan tetapi ayahnya adalah keturunan dari Sayyina Ali bin Abi Thalib radhiyallah anhu wa karramallahu wajhahu dari anak cucu keturunan Alimam Alwi Ammul Faqih Muqaddam yg putranya bernama Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir Nasraabad, India, yg berputera Sayyid Abdullah Al-’Azhomatu Khan, dan berputera lagi Sayyid Ahmad Shah Jalal, dimana mereka itu adalah keluarga dari para saadah alawiyyin dan aali ba'alwi, yg berarti ibnu atau putera dari Sayidah Fatimah Azzahra bintu Rasulillah Saw.
(simak tawassulan yg dibaca alallamah addai ilallah Alhabib Umar bin Hafidz bin Syeh Abubakar dari Tarim Yaman ketika ziarah ke makam Sunan Ampel Kemarin).

Isteri Sunan Ampel yg nanti menurunkan Sunan Bonang dan Sunan Drajat adalah puteri Adapati Tuban.

Raden Fattah dari jalur ibu itu  keturunan Tionghoa (puteri Champa), tapi dari jalur ayah itu putera Bre Wurabumi ( Prabu Brawajiya ke V).

Jadi para wali itu perpaduan antara Arab, Tionghoa dan Jawa.

dan ituah Indonesia.
itulah Nusantara.

Selamat berkerja dan beraktifitas.
semoga sukses selalu.
pusere jawa, Senin, 23/10/2017.

Resolusi Jihad NU dan Hari Santri

Ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional adalah untuk memperingati peran besar kaum santri dalam perjuangannya melawan penjajah dan ini ditunjukkan dengan dikeluarkannya Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama oleh Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober 1945. Resolusi Jihad bagaikan bensin yang disiramkan ke api, ia menjadi pemicu terbakarnya semangat jihad kaum santri untuk tegak mempertahankan NKRI. Resolusi Jihad bagaikan mantra maha dahsyat, yang masuk dalam hati para santri. Mereka berjuang sampai titik darah penghabisan hingga pecahlah perang dahsyat untuk mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara pada tanggal 10 Nopember 1945 di Surabaya. Tidak sedikit kaum santri yang ikut turun ke medan pertempuran, berjuang bersama dengan para pejuang lainnya. Mereka rela mengorbankan jiwa dan raganya berebut menjadi syuhada-syuhada pilihan. Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama menjadi salah satu tonggak sejarah bagi berdirinya bangsa dan negara Indonesia.

Semoga kita bisa meneladani perjuangan santri-santri terdahulu untuk tetap tegak mempertahankan agama, bangsa dan negara. Aamiin.

Selamat Hari Santri Nasional 2017
Santri Mandiri, NKRI Hebat.

Sabtu, 21 Oktober 2017

MBAH SAHAL: Jangan Mencari Hidup di NU


Suatu hari PBNU mengadakan sebuah acara di Surabaya, mengundang duta-duta besar negara sahabat, dan pelayanan-nya pun VVIP. Lebih-lebih KH. Sahal Mahfudz, sebagai Ra'is Aam PBNU, tentu bisa mendapatkan pelayanan yang lebih.

Di Kota Pahlawan ini, Mbah Sahal -sapaan mulianya, selama dua hari bermalam di sebuah hotel berbintang. Tapi, ketika panitia acara ingin membayar kamar hotel yang ditempati Kyai Sahal, beliau bilang: "Ndak usah, aku jek duwe duet dewe," (Tidak, saya masih punya uang sendiri), sambil berjalan ke kasir. Panitia pun masih merayu Kyai Sahal agar mau dibayari oleh panitia. Mbah Kyai Sahal tetap bilang "Ndak usah" sambil beliau mengeluarkan uang dari tasnya.

Setelah itu panitia masih berkata: "Mana bon-nya yai, biar kami ganti." Mbah Sahal dawuh: "Ndak usah, aku moh nganggo duite NU. Aku gowo duetku dewe ae. Nek NU iku urip-urip NU, ojo sepisan-pisan golek urip nok NU." (Tidak, saya tidak mau menggunakan duitnya NU. Saya pakai uang saya sendiri saja. Di NU itu harus menghidupi NU, jangan sekali-kali mencari hidup di NU)

Sifat Mbah Kyai Sahal patut kita contoh. Beliau benar-benar tulus, ikhlas mengabdi untuk NU. Padahal sekelas Ra'is Aam seperti Mbah Sahal tentu mudah sekali bagi beliau untuk mendapat fasilitas dari NU. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT. Al-Fatihah

Jumat, 20 Oktober 2017

Silsilah pendirian Pondok Pesantren di Indonesia, Khususnya Provinsi Jawa Barat

Silsilah pendirian Pondok Pesantren di Indonesia.
Khususnya provinsi jawa barat

1. Tahun 1418 berdiri Pesantren Syekh Quro.
     Karawang
2. Tahun 1420 berdiri Pesantren Pasambangan
     Cirebon oleh Syekh Datul Kahfi atau Syekh
     Nurjati
3. Tahun 1456 berdiri Pesantren Jalagrahan
     Cirebon Girang oleh Walangsungsang alias
     Ki Samadulah alias Haji Abdullah Iman alias
     Cakrabuana alias Ki Kuwu Sangkan alias Ki
     Kuwu Manggana
4. Tahun 1500 berdiri Pesantren Godog
     Karangpawitan Limbangan Garut oleh
     Sunan Rohmat Suci Godog alias Gagak
     Lumayung alias Galantang Setra alias Kian
     Santang alias Sunan Bidayah
5. Tahun 1520 berdiri Pesantren Sang
     Ciptarasa oleh Syarif Hidayatullah alias
     Sunan Gunung Djati
6. Tahun 1715 berdiri Pesantren Babakan
     Ciwaringin Cirebon oleh Ki Jatira alias
     Syekh Hasanuddin
7. Tahun 1749 berdiri Pesantren Al-Falah Biru
     Singguru Samarang Garut oleh Syekh Fatah
     Rohmatulloh bin Dewi Ratu Biru binti Sultan
     Maulana Hasanuddin Banten bin Syarif
     Hidayatullah Cirebon
8. Tahun 1785 berdiri Pesantren Buntet
     Cirebon oleh Mbah Muqoyyim
9. Tahun 1810 berdiri Pesantren Gentur Cianjur oleh Tubagus Ahmad Haq Nuh
10. Tahun 1809 berdiri Pesantren Beunteur Banjar
11. Tahun 1847 berdiri Pesantren Asyrofuddin Congeang Sumedang
12. Tahun 1887 berdiri Pesantren Keresek Garut
13. Tahun 1894 berdiri Pesantren Darul Falah Jambudipa Cianjur
14. Tahun 1897 berdiri Pesantren Kandang Sapi Cianjur
15. Tahun 1905 berdiri Pesantren Suryalaya Pagerageung Tasikmalaya
16. Tahun 1911 berdiri Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Banjar, Pesantren Sempur Purwakarta  oleh Kyai Tubagus Bakri Banten.
17. Tahun 1913 berdiri Pesantren Darul Ulum Ciamis
18. Tahun 1917 berdiri Pesantren Cintawana Tasikmalaya
19. Tahun 1910 berdiri Pesantren Pagelaran I Cimeuhmal Subang
20. Tahun 1920 berdiri Pesantren Pagelaran 2 Cimalaka Sumedang
21. Tahun 1922 berdiri Pesantren Sukahideng Sukarame Tasikmalaya, Pesantren Genteng Sukabumi, Pesantren Baitul Arqom Soreang Bandung
22. Tahun 1927 berdiri Pesantren Sukamanah Sukarame Tasikmalaya
23. Tahun 1929 berdiri Pesantren Darussalam Cidewa Ciamis
24. Tahun 1920 berdiri Pesantren Bahrul Ulum Awipari Cibeureum Kota Tasikmalaya oleh KH Busthomi
25. Tahun 1931 berdiri Pesantren Cipasung Singaparna Tasikmalaya, Pesantren Cipari Garut, Pesantren Sindangsari Al-Jawami Cileunyi Bandung
26. Tahun 1934 berdiri Pesantren Syamsul Ulum Gunung Puyuh Sukabumi, Pesantren Al Ittifaq Ciwidey Bandung
27. Tahun 1935 berdiri Pesantren Cijantung Ciamis
28. Tahun 1936 berdiri Pesantren Persis Pajagalan Bandung
29. Tahun 1938 berdiri Pesantren Pangkalan, Kec. Ciawigebang. sekarang PP. Miftahul Mutallimin
30. Tahun 1939 berdiri Pesantren Darussalam Garut
31. Tahun 1940 berdiri Pesantren Miftahul Khoer Ciamis
32. Tahun 1943 berdiri Pesantren Al Fadlilah Ciamis
33. Tahun 1961 berdiri Pesantren Pagelaran 3 Cisalak Gardusayang Sukakerti Subang
34. Tahun 1967 berdiri Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya

Dari pesantren semua berawal
Dari pesantren jutaan pejuang lahir
Dari pesantren para pemimpin tampil
Dari pesantren kedaulatan ummat terbangun

SELAMAT MENYONGSONG HARI SANTRI NASIONAL 22 OKTOBER 2017


Selasa, 17 Oktober 2017

Wejangan Rahasia Ilmu Sejati Suluk Syekh Wali Lanang "MACAM ILMU MANUSIA"

Wejangan Rahasia Ilmu Sejati
Suluk Syekh Wali Lanang

MACAM ILMU MANUSIA

Adalah suatu yg pasti terjadi anakku, ketahuilah ini, renungkan demi kasampurnan ilmumu. Di dunia ini, entah kapan, sakit, dan m*ti pasti terjadi. Maka hendaklah waspada, tidak urung kita juga akan m*ti, jangan lupa pada sangkan paran dumadi. Untuk itu, di dunia ini hendaklah selalu prihatin. Agar benar2 sempurna engkau berilmu.

Dalam memperbincangkan ilmu kasampurnan ini, jangan lupa arti bahasanya jika engkau mempertanyakannya. Karena mengetahui arti bahasa adalah kuncinya. Kesungguhanlah yg pasti, itulah yg perlu benar2 engkau mengerti. Jangan takut pada biaya. Bukan emas, bukan dirham, dan bukan pula harta benda. Namun hanya niat ikhlas saja yang diperlukan.

Adapun ilmu manusia itu ada 2, anakku.
Yang pertama adalah ILMU KAMANGNUSAN, yg lahir dari jalan indrawi dan melalui laku kamanungsan.
Yang kedua adalah ILMU KASAMPURNAN, yg lahir melalui pembelajaran langsung dari Sang Khalik. Untuk yg kedua ini, ia terjadi melalui 2 cara, yaitu dari luar dan dari dalam. Yang dari luar, dilalui dengan cara belajar. Sedangkan yg dari dalam, dilalui dengan cara menyibukkan diri dgn jalan bertapa (bertafakur).
Adapun bertafakur secara batin itu sepadan dgn belajar secara lahir. Belajar memiliki arti pengambilan manfaat oleh seorang murid dari gerak seorang guru. Sedangkan tafakur memiliki makna batin, yaitu sukma seorang murid yg mengambil manfaat dari suksma sejati, ialah jiwa sejati.
Suksma sejati dalam olah ngelmu memiliki pengaruh yg lebih kuat dibandingkan berbagai nasehat dari ahli ilmu dan ahli nalar. Ilmu2 seperti itu tersimpan kuat pada pangkal suksma, bagaikan benih yg tertanam dalam tanah, atau mutiara di dasar laut.
Ketahuilah anakku, kewajiban orang hidup tidak lain adalah selalu berusaha menjadikan daya potensial yg ada di dalam dirinya menjadi suatu bentuk aksi (perbuatan) yg bermanfaat. Sebagaimana engkau juga wajib mengubah daya potensial yg ada dalam dirimu menjadi perbuatan, melalui belajar. Sejatinya dalam belajar, suksma sang murid menyerupai dan berdekatan dgn suksma sang guru. Sebagai yg memberi manfaat, guru laksana petani. Dan sebagai yg meminta manfaat, murid ibarat bumi atau tanah.
Anakku ketahuilah, ilmu merupakan kekuatan seperti benih atau tepatnya seperti tumbuh2an. Apabila suksma sang murid sudah matang, ia akan menjadi seperti pohon yg berbuah, atau seperti mutiara yg sudah dikeluarkan dari dasar laut. Jika kekuatan badaniah mengalahkan jiwa, berarti murid masih harus terus menjalani laku prihatin dalam olah ngelmu dgn menyelami kesulitan demi kesulitan dan kepenatan demi kepenatan, dalam rangka menggapai manfaat.
Jika Cahaya Rasa mengalahkan macam2 indra, berarti murid lebih membutuhkan sedikit tafakur ketimbang banyak belajar. Sebab suksma yg cair atau dalam bahasa arab disebut nafs al-qabil akan berhasil menggapai manfaat walau hanya dengan berfikir sesaat, ketimbang proses belajar setahun yg dilakukan oleh suksma yg beku nafs al-jamid.
Jadi, engkau bisa meraih ilmu dengan cara belajar, dan bisa juga mendapatkannya dgn cara bertafakur. Walaupun sebenarnya dalam belajar itu juga memerlukan proses tafakur. Dan dengan tafakur engkau tahu manusia hanya bisa mempelajari sebagian saja dari seluruh ilmu dan tidak bisa semuanya.
Banyak ilmu2 mendasar atau yg disebut an-nazhariyyah dan penemuan2 baru, berhasil dikuak oleh orang2 yg memilki kearifan. Dengan kejernihan otak, kekuatan daya fikir dan ketajaman batin, mereka berhasil menguak hal2 tersebut tanpa proses belajar dan usaha pencapaian ilmu yg berlebihan.
Dengan bertafakur, manusia berhasil menguak ajaran sangkan paraning dumadi. Dengan begitu terbukalah asumsi dasar dari keilmuan sehingga persoalan tidak berlarut2 dan segera tersingkap kebodohan yg menyelimuti kalbu.
Seperti telah kuberitahukan sebelumnya anakku, suksma tidak bisa mempelajari semua yg di inginkan, baik yg bersifat sebagian (juz’i / parsial) maupun yg menyeluruh (kulli / universal) dgn cara belajar. Ia harus mempelajari dengan induksi, sebagian dgn deduksi sebagaimana umumnya manusia dan sebagian lagi dengan analogi yg membutuhkan kejernihan berfikir. Berdasarkan hal ini, ahli ilmu terus membentangkan kaidah2 keilmuan.
Ketahuilah anakku. Seorang ahli ilmu tidak bisa mempelajari apa yg dibutuhkan seluruh hidupnya. Ia hanya bisa mempelajari keilmuan umum dan beragam bentuk yg merupakan turunannya dan hal itu menjadi dasar untuk melakukan qiyas terhadap berbagi persoalan lainnya. Begitu pula para tabib, tidaklah bisa mempelajari seluruh unsur obat2an untuk orang lain. Mereka hanya mempelajari gejala2 umum. Dan setiap orang diobati menurut sifat masing2. Demikian juga para ahli perbintangan, mereka mempelajari hal2 umum yg berkaitan dengan bintang, kemudian berfikir dan memutuskan berbagai hukum.
Demikian juga halnya seorang ahli fikih dan pujangga. Begitu seterusnya, imajinasi dan karsa yg indah2 berjalan. Yang satu menggunakan tafakur sebagai alat pukul, semacam lidi, sedangkan yg lain menggunakan alat bantu lain untuk merealisasikan.
Anakku jika pintu suksma terbuka, ia akan tahu bagaimana cara bertafakur dgn benar dan selanjutnya ia bisa memahami bagaimana merealisasikan apa yg diinginkan. Karena itu hati pun menjadi lapang, pikiran jadi terbuka dan daya potensial yg ada dalam diri akan lahir menjadi aksi (perbuatan) yg berkelanjutan dan tak mengenal lelah.
MEMAHAMI ILMU KASAMPURNAN
Ketahuilah anakku bahwa ilmu kasampurnaan itu ada 2 macam,
Pertama, diberikan melalui WAHYU.
Apabila suksma manusia telah sempurna, niscaya akan sirna segala sesuatu yg dapat mengotori watak, seperti halnya sikap rakus dan impian semu. Suksma akan menghadap Sang Pencipta, merengkuh cintaNya dan berharap manfaat serta limpahan cahayaNya.
Allah akan menyambut suksma itu secara total. Tatapan Ketuhanan memandanginya dan menjadikannya seperti papan. Kemudian Allah akan menjadikan pena dari suskma sejati. Dan pena itu diukirkan ilmu pada papan tadi.
Suksma sejati laksana guru, suksma manusia suci ibarat sang murid. Sehingga dicapailah seluruh ilmu, dan padanya semua bentuk terukir tanpa proses belajar maupun berfikir. Dalilnya: “Dan Dialah yg mengajarkanmu apa2 yg tidak kamu ketahui” (QS. An-Nisa: 213).
Ilmu para nabi lebih tinggi derajatnya dibandingkan ilmu makhluk2 yg lain. Karena ilmu tersebut diperoleh langsung dari YME tanpa perantara. Kau bisa memahami dalam kisah para malaikat dgn kanjeng Nabi Adam. Sepanjang usianya para malaikat terus belajar. Dan dengan berbagai cara mereka berhasil mendapatkan banyak macam ilmu, sehingga mereka menjadi makhluk yg paling berilmu dan makhluk paling berpengetahuan.
Sementara itu Adam tidaklah tergolong ahli ngelmu karena ia tidak pernah belajar dan berjumpa dengan seorang guru. Malaikat bangga dan dengan besar hati mereka berkata: “Padahal kami Senantisa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.” (QS. Al-Baqarah: 30).
Kanjeng Nabi Adam kembali menuju Sang Pencipta. Lantas beberapa bagian dalam hati Kanjeng Nabi oleh Allah dikeluarkan ketika ia menghadap dan memohon pertolongan kepada Tuhan. Lalu Allah ajarkan seluruh nama2 benda. “Kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat, lantas Allah berfirman: “Sebutkanlah kepadaku nama benda2 itu jika kamu memang orang2 yg benar” (QS. Al-Baqarah: 31).
Ketahuilah, malaikat menjadi kerdil dihadapan Adam. Ilmu mereka menjadi terlihat sempit. Mereka tak bisa berbangga dan besar hati, justru yang ada hanya rasa tak berdaya. “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yg Engkau ajarkan kepada kami” (QS. Al-Baqarah: 32).
Maka kepada mereka Adam diberitahukan beberapa bagian ilmu dan hal2 yg masih tersembunyi. Akhirnya jelaslah bagi kaum berakal, bahwa ilmu gaib yg bersumber dari wahyu lebih kuat dan lebih sempurna dibandingkan ilmu yg diperoleh dgn penglihatan langsung.
Ilmu yg diperoleh melalui wahyu merupakan warisan dari hak para nabi. Namun mulai masa Kanjeng Nabi Muhammad pintu wahyu telah ditutup oleh Allah. Sebab Muhammad adalah penutup para nabi. Dia mewakili sosok paling berilmu dan paling fasih dikalangan manusia. Allah telah mendidiknya dgn budi pekertinya menjadi baik.
Ketahuilah anakku, Ilmu Rasul itu lebih sempurna, lebih mulia, dan kuat. Karena ilmu tersebut diperoleh langsung dari Sang Khalik. Beliau sama sekali tidak pernah menjalankan proses belajar-mengajar insani.
Ilmu Kasampurnaan yang Kedua, disampaikan sebagai ILHAM yaitu peringatan suksma sejati terhadap suksma manusia berdasarkan kadar kejernihan, penerimaan dan daya kesiapannya. Ilham boleh dikatakan mengiringi wahyu. Kalau wahyu merupakan penegasan perkara gaib, maka ilham merupakan penjelasannya. Ilmu yang diperoleh dengan wahyu itulah sejatinya ilmu kenabian, sedangkan yg diperoleh dengan ilham itulah sejatinya ilmu kewalian.
Ilmu kewalian diperoleh secara langsung, tanpa perantara antara suksma dan Sang Pencipta. Ilmu Kasampurnaan itu laksana secercah cahaya dari alam gaib, yg datang menerpa hati yg jernih, hampa dan lembut.
Semua ilmu merupakan produk pengetahuan yg diperoleh dari suksma sejati yg terdapat dalam inti sangkan paraning dumadi dengan menisbatkan pada RASA SEJATI, seperti penisbatan Siti Hawa kepada Kanjeng Nabi Adam.
Ketahuilah anakku, rasa sejati lebih mulia, lebih sempurna dan lebih kuat dari disisi Allah dibandingkan suksma sejati. Sedangkan suksma sejati lebih terhormat, lebih lembut dan lebih mulia dibandingkan makhluk2 lain.
Adapun ilham itu terlahir dari melimpahnya rasa sejati dan juga terlahir dari melimpahnya pancaran sinar suksma sejati. Jika wahyu menjadi perhiasan para nabi, maka ilham menjadi perhiasan para wali. Adapun ilmu yg diperoleh dari wahyu adalah sebagaimana suksma tanpa rasa atau wali tanpa nabi. Begitu pula ilham tanpa wahyu akan menjadi lemah. Ilmu akan menjadi kuat jika dinisbatkan kepada wahyu yg bersandar pada penglihatan ruhani. Itulah ilmu para nabi dan wali.
Ketahuilah, ilmu yg diperoleh dengan wahyu hanya khusus bagi para rasul, seperti diberikan kepada Adam, Musa, Ibrahim, Isa, Muhammad saw dan para rasul lain. Itulah yg membedakan antara risalah dgn nubuwwah.
Adapun nubuwwah adalah perolehan hakikat dari ilmu dan rasionalitas oleh suksma yg suci kepada orang2 yg mengambil manfaat. Barangkali perolehan semacam itu didapat salah satu suksma, tetapi ia tidak berkewajiban menyebarkannya karena suatu alasan dan oleh sebab2 tertentu.
Ilmu kasampurnaan menjadi milik seorang nabi dan wali, sebagaimana dimiliki Khidir a.s. Hal itu terdapat pada dalil: “Dan yg telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami” (QS. Al-Kahfi: 65).
Ingatlah ketika khalifah Ali berujar: “Kumasukan lisanku kemulutku, hingga terbukalah dihatiku seribu pintu ilmu, yg pada setiap pintu terdapat seribu pintu yg lain”. Dan ia berkata: “Andai kuletakkan bantal dan aku duduk diatasnya, niscaya aku akan mengambil putusan hukum bagi penganut Taurat berdasarkan Taurat mereka, bagi penganut Injil berdasarkan Injil mereka, dan bagi penganut al-Quran berdasarkan al-Quran mereka”.
Derajat seperti ini tidak bisa diterima dgn melalui ilmu kamanungsan semata yg hanya dari pembelajaran insani. Pastilah seseorang yg telah mencapai derajat tersebut telah dikarunia ilmu kasampurnaan.
Jika Allah menghendaki kebaikan pada dirimu, Dia akan menyingkap tabir atau hijab yg menghalangi dirimu dengan suksma yg menjadi papan itu. Dengan demikian, sebagian rahasia dari apa2 yg tersembunyi akan ditampakkan padamu. Segenap makna yg terkandung didalam rahasia tersebut akan terpahat pada suksmamu. Dan suksma itupun mengungkapkan sebagaimana engkau ingin karena dikehendaki-Nya.
Sejatinya, kearifan bisa lahir dari ilmu kasampurnaan. Selama engkau belum mencapai derajat atau tingkatan ini, engkau tidak akan menjadi seorang arif.
Karena kearifan merupakan pemberian Allah swt.
Dalilnya: “Allah menganugrahkan al-hikmah kepada siapa saja yg Dia kehendaki. Dan barang siapa yg dianugerahi al-hikmah itu, ia benar2 telah dianugerahi karunia yg banyak. Dan hanya orang2 yg berakallah yg dapat mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah: 269).
Hal itu karena orang2 yg berhasil mencapai ilmu kasampurnaan tidak perlu lagi banyak berusaha memahami ilmu secara induktif dan berpayah2 belajar. Orang yg demikian sedikit belajar, banyak mengajar, sedikit capai, banyak istirahat.
Ketahuilah anakku, setelah wahyu terputus dan sesudah pintu risalah ditutup, umat manusia tidak lagi membutuhkan kehadiran rasul atau utusan. Mereka tidak lagi memerlukan penampakan dakwah setelah penyempurnaan agama. Bukanlah termasuk kearifan menampakan nilai lebih tidak berdasarkan kebutuhan.
Tapi ketahuilah anakku, pintu ilham itu tidak pernah ditutup. Pancaran cahaya suksma sejati tidak pernah terputus. Karena suksma terus membutuhkan arahan, pembaharuan dan peringatan. Umat manusia tidak memerlukan risalah dan dakwah, tetapi masih membutuhkan peringatan sebagai akibat dari tenggelamnya mereka pada rasa was2 dan terhanyut oleh gelombang syahwat.
Karena itu Allah menutup pintu wahyu sebagai pertanda bagi hamba-Nya dan membuka pintu ilham sebagai rahmat serta menyiapkan segala sesuatu menyusun tingkatan2 supaya mereka tahu bahwa Allah Maha Lembut kepada hamba2-Nya, memberikan rezeki kepada siapa saja yg dikendaki tanpa perhitungan. Selesai sudah nasehatku tentang kawruh kesejatian yg kubeberkan padamu. Hendaklah engkau bisa menggunakan sebaik mungkin.
Dengan sikap takzim, Raden Paku (Sunan Giri) menerawang ke depan membayangkan wajah ayahandanya mengucapkan sendiri kata2 yg barusan dibacanya. Digengamnya erat2 lembaran lontar itu, lalu didekapkan di dada serasa hendak menggoreskan makna dalam hatinya. Suatu makna dari nasehat orang suci yg tak lain adalah ayahandanya sendiri Syeh Wali Lanang atau Syeh Awallul Islam (Maulana Ishak), lelaki suci keturunan manusia utama.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari Wejangan ini

Ir. H SOEKARNO MEMILIH 17 AGUSTUS SETELAH SOWAN KE 4 ULAMA SUFI

Ir. H SOEKARNO MEMILIH 17 AGUSTUS SETELAH SOWAN KE 4 ULAMA SUFI

Hal yg menarik untuk kita renungkan dan cermati diantaranya adalah mengapa Ir. Soekarno Presiden Republik Indonesia pertama memilih tanggal 17 Agustus 1945 untuk memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia?

Bukan ditanggal lainnya misalnya tanggal 15 atau 16 Agustus 1945. Atas dasar apakah Bung Karno memilih tanggal 17?

Tentunya pemilihan tanggal itu tidak hanya kebetulan atau “ujug-ujug”, memproklamirkan bangsa ini. - Selain karena alasan desakan dari pemuda yg tidak ingin mendapatkan kemerdakaan yg “sekedar hadiah” dari penjajah, (baca dialog antara Sukarni dan Bung Karno yg terdapat pada buku ‘Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia’ oleh Cindy Adams), ternyata ada fakta lain dibalik pemilihan tanggal 17 Agustus 1945 tersebut. -

Fakta ini diungkapkan oleh Kyai Moch. Muchtar bin Alhaj Abdul Mu’thi di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah di Losari, Ploso, Jombang, Jawa Timur. Apakah fakta itu?

Kurang lebih 5 bulan sebelum kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamirkan oleh Dwi Tunggal Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno mencari ulama tasawuf yang mempunyai tingkat mukasyafah atau inkisyaf.

Bung Karno berhasil menemukan empat orang ulama tasawuf yaitu : Syeikh Musa Sukanegara (Ciamis), KH Abdul Mu’thi (Madiun), Sang Alif atau R. Sosrokartono (Bandung), dan KH Hasyim Asy’ari Tebuireng Cukir (Jombang).

Kesimpulan dari pertemuan Bung Karno dengan keempat ulama tasawuf tersebut adalah “Tidak lama akan ada berkat rahmat Allah besar turun di Indonesia, di bulan Ramadhan, tanggal 9 (penanggalan Islam), tahun 1364 H, hari Jumat Legi, bila meleset harus menunggu 300 tahun lagi”. Kelak di tanggal 9 Ramadhan 1364 H bertepatan dgn 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

@pena_aswaja

RAHASIA DI BALIK KEHEBATAN METODE "UTAWI IKI IKU" ALA PESANTREN

RAHASIA DI BALIK KEHEBATAN METODE "UTAWI IKI IKU" ALA PESANTREN

Oleh: KH. Muhajir Madad Salim bin Kyai Mas'udi

Satu anak didik saya yang sekarang saya titipkan kepada seorang ustadz balik ke rumah. Saya tanya, "Krasan (betah) mondoknya?"

“Tidak," jawabnya.

“Kenapa tidak krasan?"

“Karena ustadznya mengajarnya tidak pakai 'utawi iki iku', saya jadi kesulitan memahami pelajaran-pelajaran beliau."

Saya tersentak. Saya merasa bersalah. Memang ustadz yang saya titipi bisa dikatakan alim, dia mutakharrij (lulusan) Rubath Tarem. Tetapi jika mengajar tidak pakai rumus 'utawi iki iku' bagi santri Jawa ya repot. Lalu saya teringat paparan tentang hal ini. Dituturkan oleh kakak saya saat menjadi wakil keluarga dalam rangka Haul ayah saya, Kiai Mas’udi. Saya ambil bagian pentingnya saja. Meskipun panjang, insyaallah paparan beliau menarik. Sebab selain menjelaskan tentang pentingnya 'utawi iki iku', juga menerangkan banyak hal yang berhubungan dengan ranah keilmuan dunia pesantren Jawa.

Beliau pada bagian terakhir menerangkan begini, “Mbah Fadhol Senori sesudah menulis kitab Kasyf at-Tabarih , beliau pernah didatangkan oleh Kiai Mas’udi ke masjid ini dan beliau ajarkan kitab tersebut di hadapan para masyarakat terutama para kiai. Masjid mutih ini luar biasa, banyak orang-orang hebat pernah shalat di sini. Setidaknya yang pernah saya ketahui diantaranya Kiai Fadhol Senori, Mbah Raden Asnawi Kudus, beliau pernah juga memberikan pengajarannya di masjid ini, dan Mbah Kiai Idris bin Kamali Kempek, saat pernikahan Kiai Ali Murtadho. Mbah Idris datang ke sini tiga hari dan ikut shalat Jum’at di sini. Mbah Idris ini adalah menantunya Hadhratus Syaikh Kiai Hasyim Asy’ari.

Kiai Mas’udi pernah mengaji dengan Mbah Fadhol. Mbah Fadhol muridnya Kiai Makmun Jam’an al-Bogori. Kiai Makmun Jam’an muridnya Syaikh Nawawi al-Bantani. Jadi Kiai Mas’udi ini punya jalur sanad dari Kiai Sholeh Darat dan juga punya sanad dari Syaikh Nawawi al-Bantani.

Kiai Mas’udi muridnya Mbah Sanusi. Mbah Sanusi muridnya Mbah Maksum Lasem
(selain mengaji kepada Mbah Kholil Lasem). Mbah Maksum Lasem muridnya Syaikhona Kholil Madura. Berarti Kiai Mas’udi ini punya sanad keilmuan juga ke Syaikhona Kholil Bangkalan Madura.

Tiga orang ini; Mbah Kholil Bangkalan, Mbah Sholeh Darat dan Mbah Nawawi Banten adalah Pendobrak Tanah Jawa. Tiga serangkai yang punya jasa besar dalam dunia Pesanteren Indonesia terutama tanah Jawa. Dimana sesudah tiga orang kiai besar ini, rata-rata ulama Jawa adalah murid mereka atau muridnya salah satu dari mereka. Ketiga orang ini adalah selain alim juga merupakan orang-orang yang dekat dengan Allah Ta’ala, kita mengenalnya sebagai Waliyullah, kekasih Allah Ta’ala.

Kiai Mas’udi sangat membanggakan Kiai Sholeh Darat. Beliau sangat suka dengan Kiai Sholeh Darat. Sementra Kiai Sholeh Darat ini, menurut guru saya Abah Dim Kaliwungu, adalah Mujaddid Tanah Jawa di masanya. Santri-santri Jawa sekarang ini bisa membaca Kitab Kuning karena jasa besar beliau.

Saat Mbah Sholeh masih belajar di Makkah, belum pulang ke Jawa, para anak negeri kalau ingin mengaji kitab susahnya minta ampun. Tetapi begitu Mbah Sholeh pulang ke Jawa, beliau membuat rumus:

والمبتداء بلأتوي اكو خبر # افـا لفاعل ايغ لمفعول ظهر

Walmubtada bil-Utawi Iku Khobar # Afa li-Fa'ilin Ing li-Maf’ulin Dzahar

Pokok jika seorang kiai ngomong 'Utawi', santri akan paham kalau itu adalah Mubtada’. 'Iku' artinya Khobar. 'Apa' adalah Fail. Dan sudah jelas 'Ing' adalah Maf’ul. Ini rumus yang luar biasa. Metodologi pesantren yang dirumuskan oleh Kiai Sholeh tersebut punya pengaruh besar, punya manfaat besar dalam memintarkan para santri. Buktinya metodologi beliau tersebut masih dipakai hingga sekarang.

Kalau mau mengaji ke Jawa tanpa 'utawi iki iku' itu tidak akan berhasil (baik) meskipun sudah S-3 Mesir sekalipun. Saya punya sahabat sudah S-3; S-1 di al-Azhar, S-2 dan S-3 di Maroko. Tetapi kelamaan di sana selama 20 tahun, saat pulang ke Jawa 'utawi iki iku'nya lupa. Dia mengeluh kepada saya, “Aku paham kitab, tetapi di sini tanpa 'utawi iki iku', murid-muridku tidak paham. Aku jadi bingung. Tolong aku diingatkan lagi...”

Saya jawab, “Ok, gampang. Almubtada bil-Utawi Iku Khobar # Afa li-Fa'ilin Ing li-Maf’ulin Dzahar…”

Kiai Sholeh Darat memang seorang Alim besar sekaligus Waliyullah. Sehingga Kiai Mas’udi sangat menyukainya.

Abah Dim Kaliwungu berkisah kepada saya, “Pernah Syaikh Nawawi Banten itu, pulang ke Indonesia. O ya, tiga orang ini, Kiai Nawawi Banten, Kiai Sholeh Darat dan Kiai Kholil Bangkalan mengajinya sama-sama di Makkah. Sama-sama mengaji kepada as-Sayyid Bakri Syatha. Sayyid Bakri Syatha mengaji kepada Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan al-Makki, Mufti Syafi'iyyah Makkah. Ketiganya sangat akrab, dan termasuk satu angkatannya adalah Syaikh Khathib Minangkabau. Tetapi budayanya beda, akhlaknya beda.

Kalau akhlaknya kiai Jawa akhlaknya orang Jawa Mutawadhi’ (tawadhu'). Sedangkan akhlaknya orang Sumatra –soal perbedaan karakter ini kesimpulan bukan dari Abah Dim, tetapi saya ambil dari sebuah buku milik orang Belanda dari Universitas Leiden yang mengutip dari laporan Snouck Hurgronje, seorang oreantalis yang pernah hidup menyamar sebagai Abdul Ghoffar di Makkah, (tetapi kabar Snouck Hurgronje sampai mengimami di Masjidil Haram itu Hoax, kalau dia pernah di Makkah memang ya). Snouck Hurgronje berkata, “Kalau kiai Sumatra memang alim, kritis tetapi akhlaknya bukan seperti Kiai Jawa. Mereka itu lebih terlihat sebagai orang-orang yang cerdas, sedangkan kiai-kiai Jawa itu terlihat sisi-sisi ketawadhu’annya."

Kiai Nawawi Banten pulang ke Indonesia, beliau kangen dengan seorang sahabatnya dari kota Batang, namanya Kiai Anwar. Kiai Anwar ini juga dulunya di Makkah, seorang yang sangat Alim ilmu fikih, punya karangan kitab berjudul ‘Aysul Bahri. Kiai Anwar punya murid namanya Kiai Amir Pekalongan. Kiai Amir Pekalongan punya murid namanya Kiai Yasin Bareng Kudus. Kiai Yasin punya murid namanya Mbah Muhammadun Pondowan Pati. Kiai Muhammadun punya murid Kiai Mas’udi.

Dalam kitab ‘Aysul Bahri ada kalimat seperti ini:

وامـا الكفتيغ والكيوغو فكلاهمـا حلالان

Wa-ammal kepitingu wal kiyongu fakilahuma halalani. Jadi yang pertama dan satu-satunya ulama Indonesia saat itu yang menghalalkan kepiting cuma Kiai Anwar saja. Semua ulama Jawa mengharamkan kepiting.

Di lain tempat Mbah Kiai Sholeh Darat juga tergerak hatinya untuk silaturrahim ke Kiai Anwar ini. Lebih menakjubkan lagi, yang di Madura, Mbah Kiai Kholil juga tergerak untuk berjumpa dengan Kiai Anwar.

Akhirnya kesemua kiai itu, Kiai Nawawi, Kiai Sholeh Darat dan Kiai Kholil Bangkalan berkumpul di waktu yang sama di tempatnya Kiai Anwar di Kota Batang. Para sahabat lama ini terlibat dalam obrolan yang mengasyikkan, terutama antara Kiai Kholil Bangkalan dengan Kiai Nawawi Banten. Saking Asyiknya mereka nyaris lupa waktu. Beberapa menit sebelum datang waktu salat Ashar, Kiai Sholeh Darat mengingatkan mereka, "Wahai Syaikhoni, qad qarubal Ashru. Kiai-kiai, sudah mau Ashar."

Akhirnya tangan kanan Kiai Kholil dipegang oleh Kiai Nawawi Banten, sambil berkata, “Ayo, kita cari air dan tempat salat yang tidak bikin kita mengqadha salat Dzuhur."

“Oh, mangga..." jawab Kiai Kholil.

Mereka berdua pun keluar rumah. Tetapi begitu keluar pintu, keduanya tidak lagi ada di Kota Batang. Namun mereka berdua sudah ada di Kota Makkah al-Mukarromah. Jadi kini mereka berdua, Kiai Kholil dan Kiai Nawawi mendapati waktu tidak lagi mau Ashar, bukan lagi jam 3 siang tetapi jam 11 siang, mundur empat jam!

Begitulah kiranya orang-orang yang punya kedekatan dengan Allah Ta’ala, sepertinya waktu dan tempat tidak lagi mengikat mereka, sebagai bagian dari kemuliaan (karamah) yang diberikan oleh Allah kepada mereka.”

Sekilas tentang KH. Nawawi Muhammad bin Hasbullah Nadlir Masjid Agung Sunan Ampel

Mbah KH Nawawi muhammad Hasbulloh Ampel Magfur [guru penasehat dan khusus KH Abdurrohman Wahid /Gus Dur] ,suatu ketika suatu ketika Beliau diminta pengurus PBNU pusat untuk menjadi Rois Syuriyah Beliau menolak dengan halus ,diantaranya Beliau mengatakan kedudukan tertinggi dari seorang Kyai adalah ketika dirinya tidak meninggalkan Ta'lim / mengajar para santrinya dengan istiqomah dalam kondisi apapun , dan ini juga yang sering dipesankan Beliau [alm ditahun 1997] kepada para santri santrinya . Maka intinya janganlah jabatan didalam organisasi walaupun itu NU sekalipun membuat kita melalaikan tugas dari amanah sebagai pendidik atau pengajar ,ini telah dicontohkan Mbah Kyai Hasyim sendiri,mbah Kyai Wahhab Hasbulloh,Mbah Ma'sum Lasem, mbah Kyai Mas Alwi ,Mbah Kyai Ridwan bahkan guru besar mereka Syaikhona Kholil tidak ada satupun masyayikh ini yang meninggalkan kewajiban sebagai pendidik dan pengajar walaupun ketika itu berkecamuk perang maka jika memang  ada pengurus NU yang meninggalkan tanggung jawabnya berarti meninggalkan amanah yangdigariskan dan dicontohkan pendahulu pendahulunya  .Wallohu A'lam bisshowab

Senin, 16 Oktober 2017

Permohonan Beasiswa ( طلب منح الدّراسة )



الرقم : 2011/11/25
الموضوع : طلب منح الدّراسة المرحلة الجامعيّة في الكلّيّة اللغات الأجنبيّة
الجامعة الأردنيّة
إلى السّعادة عميد الكلّيّة اللغات الأجنبيّة الجامعة الأردنيّة الأستاذ رولا ا
لقواس – حفظه الله –
بعمّان

السّلام عليكم و رحمة الله و بركاته
يسرني في هذه الفرصة الثمينة, أنا المذكور أعلاه/
الاسم: نور رحموات ميغا يونيتا
الطّالب : طالبة جامعة إندونيسيا قسم اللّغة العربيّة
أهنّئكم تهنئة عالية ورفيعة إلى السّعادة  عميد الكلّيّة اللغات الأجنبيّة الجامعة الأردنيّة الذي  بادر في تجهيز شباب اجيال الوطن نحو التّقدم. لسعادة إذ حصل الطالب على فرصة يشرب أبحار العلوم في الأردنيّة. تمنيت أن أكون من المحظوظين بعد أن أرى إشراق الشمس. جاهدت وحاولت نحو الهدف لغة وأكاديميا, فالآن أنا في الثّالثة فصول الدّراسة في قسم اللغة العربيّة جامعة إندونيسيا، أرغب مواصلة دراستي مرحلة الجامعيّة في تخصص علم اللغة ببلدكم الموقرة.
ولكن الرياح لا تجرى بما  تشتهي السفن. بين الرغبة والفرصة كما السماء والأرض. الإمكانيات الماليّة بمثابة أبعد الأردنيّة من دولتي. فيا كرما إذ سعادة العميد أعطى المنح كي أتمكن من الدّارسة في الأردنيّة.
و الله في عون العبد مادام العبد في عون أخيه.

سورابايا, 5 سبتمبر 2017

مقدم الطالبة
نور رحموات ميغا يونيتا

Buku "Who Am I? How I Am"

Judul Buku      : Who Am I? How I Am Penulis            : Mochammad Fuad Nadjib ISBN                 : (masih dalam proses) Sinopsis        ...